PENDAHULUAN
Strychnos ligustrida
Bl. (Loganiaceae) adalah tanaman obat yang banyak ditemukan di Nusa Tenggara
Barat. Di daerah Bima (Sumbawa, NTB)
tanaman ini dikenal dengan nama Songa.
Menurut informasi penduduk setempat, batang Songa dipergunakan sebagai tanaman
obat tradisional untuk pengobatan penyakit malaria. Selain digunakan untuk pengobatan penyakit malaria,
tumbuhan ini banyak dikenal sebagai tanaman multiguna. Hampir seluruh bagian
tanaman ini dapat digunakan secara tradisional untuk mengobati
bermacam-macam penyakit seperti demam, sariawan, diare, jantung, penawar racun, pembersih
darah, obat kuat (tonikun), bisul, borok
dan pembersih jerawat (1).
Studi kimia pada
tumbuhan keluarga Strychnos telah banyak dilakukan Massiot (1988) melaporkan 20
jenis alkaloid dari Strychnos matopensi (2). Sementra Bisset (1974) menemukan
senyawa alkaloid icajin dan novacin sebagai senyawa utama pada Strychnos
wallichiana dan S. henningsii
(3,4). Penelusuran daftar pustaka
terhadap struktur kimia Strychnos ligustrida Bl., belum banyak yang melakukan.
Tulisan ini melaporkan hasil penelitian
studi kimia tanaman obat tradisional Indonesia tentang isolasi dan identifikasi
senyawa alkaloid pada Strychnos
ligustrida Bl. Sebelumnya telah dilaporkan dua senyawa alkoloid yang telah berhasil diisolasi
dan diidentifikasi strukturnya
(5). Sedangkan pada tulisan ini dilaporkan hasil isolasi dan identifikasi dari
dua fraksi lainnya, yaitu fraksi IV yang
memberikan senyawa brusin (3) dan fraksi
V yang memberikan senyawa brusin
N-oksida (4).
BAHAN
DAN ALAT
Bahan : Bagian kulit dan kayu
songa yang digunakan sebagai contoh adalah hasil eksplorasi dari daerah Bima,
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Ekstraksi.
Sebanyak satu kilogram
batang (kulit dan kayu) Songa
dikeringkan dan dipotong-potong kecil. Kemudian diekstraksi dengan 500 ml
metanol (teknis) panas sebanyak tiga kali. Campuran selanjutnya disaring dan
pekatkan dengan penguapan berpusing
bertekanan rendah (Yamato 50 RE). Ekstrak metanol yang diperoleh kemudian diuji
dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Untuk
uji KLT ini digunakan
lempeng aluminium silika gel 60 F254
dengan ketebalan lapisan 0,2 mm (Merck) dan pendeteksian noda dilakukan dengan menggunakan penyemprot CeSO4/10% H2SO4 pekat.
Isolasi.
Ekstrak metanol kasar
selanjutnya dipisahkan dengan
kromatografi kolom kieselgel
60 (35
- 70 mesh ASTM, Merck) sebagai
fase diam, sedangkan eluen yang digunakan adalah campuran kloroform : metanol (50:1 1: 1) dan terakhir digunakan metanol. Kromatografi kolom
memberikan beberapa fraksi, empat fraksi
diantaranya yaitu fraksi II dan fraksi III memberikan senyawa klorobrin
N-oksida (1) dan striknin N-oksida (2) (5), dan dua fraksi
lainnya yaitu fraksi IV dan V dimurnikan lebih lanjut dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT
JASCO, model MD 910 dengan detektor
UV/VIS multi panjang gelombang). Kolom
yang digunakan adalah jenis fase balik (reversed phase), BondapakTM C-18, 300 x
9,9 mm yang dialiri dengan eluen metanol (5:1) secara isokratik dan hasilnya adalah dua senyawa murni brusin (3)
dan brusin N-oksida (4). Skema prosedur
isolasi dan pemurnian senyawa alkaloid dari Strychnos lugistida Bl.
Identifikasi
Elusidasi struktur
keempat senyawa murni tersebut dilakukan dengan pengambilan data dari spektrometri massa (JOEL SX- 102) dan
spektrometri RMI (1H, 13C), serta RMI 2
D (1H-1H COSY, 13C–1H COSY), BRUKER AVANCE DPX – 300 MHz.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil pemurnian dengan KCKT pada fraksi IV memberikan senyawa (3) yang
berbentuk padatan berwarna putih, dan memberikan reaksi positif pada reaksi warna Dragendorff yang karakteristik untuk senyawa alkaloid. Analisis spektrum dari spektrometri
massa FABMS (positif) pada
fraksi IV, memperlihatkan m/z 395
(100%, M + 1)+. Analisis fragmentasi menunjukkan adanya pecahan pada
molekul-molekul m/z 365 (M- CH2CH3)+,
m/z 335 (365-CH2O)+, dan m/z 280 [365-(CH2-CH2-CH2-
CH2-CH2-N-CH3)]+. Analisis data spektrum
resonansi magnetik inti (RMI) proton memberikan dua gugus metoksi pada H 3,87
(s) dan H 3,90 (s). Penyidikan pada daerah
medan rendah low field
diperoleh sinyal- sinyal pada H
7,79 (s, H-1); H 6,37 (s, H-4) yang
menunjukan adanya disubstitusi
cincin aromatik pada atom C-2 dan C-3. Sedangkan pada H 5,98 (t, melebar, H-22) menunjukan
adannya satu proton gugus alil pada cincin lainnya (lihat Tabel 1).
Analisis data
spektrum RMI karbon dan analisis DEPT (Distortionless Enhancement Polarization Transfer) memberikan sinyal atom karbon
sebanyak 23 yang terdiri dari 9 sinyal pada medan rendah (100,9-169,1
ppm ) dan 14 sinyal pada medan tinggi high field (26,5-77,7 ppm ). Penyidikan
kesembilan sinyal pada medan rendah
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : C 169,1 (s, C-10); C 149,4 (s, C-2);
C 146,4 (s, C-3); C 139,1 (s, C-5); C
135,8 (s, C-6); C 128,9 (d, C-22); C 122,7 (s,
C- 21); C 105,4 (d, C-4); dan C 100,9 (d, C-1). Sedangkan penyidikan untuk sinyal-sinyal
yang terdapat pada medan tinggi dapat
dijelaskan dengan menggunakan analisis spektrometer RMI 2D (1H-1H COSY) yaitu terdapat korelasi
antara H-11 dengan H-12; H-12 dengan H- 13; H-13 dengan H-8, dan H-14 dengan H-15; H-15 dengan
H-16; H- 17 dengan H-18; H-23 dengan H-22 dan diantara proton-proton pada H-
20.
Dari penyusunan
pergeseran proton dapat dikorelasikan dengan karbonnya menggunakan analisis data spektrum RMI 2D 1H-
13C COSY. Data spektrum
RMI proton dan karbon senyawa (3) tertera pada Tabel 1. Jadi berdasarkan
pada data analisis RMI proton, RMI karbon, RMI 2D 1H-1H COSY, dan 1H-13C
COSY, serta spektrometri massa FABMS, dapat disimpulkan bahwa senyawa kimia
yang terdapat pada fraksi IV merupakan
senyawa alkaloid brusin.
Sementara itu hasil
pemurnian dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) pada fraksi V
memberikan satu padatan putih yang tidak berwarna tapi memberikan hasil reaksi
yang positif dengan reaksi Dragendorff pada kromatografi lapis tipis. Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa alkaloid. Analisis spektrometri massa FABMS (positif) memberikan bobot
molekul m/z 411. Sedangkan hasil
analisis fragmentasinya menunjukkan pecahan molekul pada m/z 394 (M-O)+; m/z
379 (394— CH3)+; dan m/z 351 (379-CO)+; m/z 335 (351-O)+. Analisis spektrometri RMI proton dan karbon
memperlihatkan adanya kemiripan dengan data RMI proton dan karbon dari senyawa
brusin kecuali terdapatnya pergeseran kimia karbon yang tinggi pada atom karbon
disekitar atom N seperti C-16 (= 21,8
ppm); C-17 (= 3,2 ppm); C-18 (= 17,8 ppm);
C-20 (=19,0 ppm); C-21 (= 15,0 ppm); dan C-22 ( = 5,1 ppm).
Hal ini menunjukkan
terjadinya penurunan energi oleh adanya atom oksigen pada atom N yang
mengakibatkan pergeseran kimia ke arah medan magnet rendah. Penyidikan
pergeseran kimia proton pada RMI proton memberikan sinyal-sinyal pada H 3,91
(s, OCH3); H 3,87 (s, OCH3); H 6,31 (d, J=6,0 Hz, H-21); H 7,27 (s, H- 4); dan
H 7,78 (s, H-1). Sedangkan sinyal-sinyal yang terdapat pada sekitar H 1,37
4,40 adalah pergeseran kimia untuk hidrogen-hidrogen dari CH2, CH yang
dapat dijelaskan oleh analisis spektrometri RMI 2D 1H-1H COSY. Analisis 1H-1H COSY sama seperti pada senyawa
brusin (3) yang menunjukkan adanya korelasi antara H-11 dengan H-12; H-12 dengan H-13; H-13 dengan
H-8 dan H-14; H-14 dengan H-15; H-15 dengan H-16. Selain itu juga terdapat
korelasi antara proton-proton pada H-17 dengan H-18; H-20 dengan H- 21.
Penyidikan pergeseran
kimia RMI karbon menunjukkan jumlah atom C sebanyak 23 sinyal, yang terdiri
dari 9 sinyal terdapat pada medan magnet rendah dan 14 sinyal terdapat pada
medan magnet tinggi. Kesembilan sinyal yang terdapat pada medan magnet rendah
adalah C 101,0 (d, C-1); C 146,8 (s,
C-2); C 150,1 (s, C-3); C 100,9 (d, C-4); C 135,8 (s, C-5); C 119,8 (s, C-6); C
168,5 (s, C-0); C 135,4 (s, C- 21); dan C 134,0 (d, C-22). Sedangkan untuk menentukan letak posisi 14 sinyal
karbon lainnya dapat dijelaskan dengan analisis spektrometri RMI 2D 13C-1H
COSY. Data spektra RMI proton dan karbon dari fraksi V (brusin N-oksida)
tertera pada Tabel 2. Berdasarkan
analisis RMI proton, RMI karbon dan RMI 2D 1H-1H COSY dan 1H- 13C COSY, serta
data spektrum dari spektrometri massa FABMS dapat disimpulkan bahwa senyawa kimia
yang terdapat pada fraksi V adalah
senyawa alkaloid brusin N-oksida.
KESIMPULAN
Dari studi kimia
terhadap tanaman Strychnos ligustrida Bl. (Loganiaceae) telah berhasil
diisolasi dan dielusidasi struktur kimia empat senyawa alkaloid, masing- masing
kolobrin N-oksida (1), striknin N- oksida (2), brusin (3) dan brusin N- oksida
(4). Melihat segi pemanfaatan batang songa sebagai obat anti malaria maka perlu
dilakukaan penelitian lebih lanjut untuk menentukan keempat senyawa tersebut
aktif positif sebagai anti malaria.
Sumber :
L.B.S. Kardono, Minarti, B. sutaryo, S.T. Buntari, K. Kawanishi. 2012. Antioxidant Compound from The Rhizomes of Kaempferia angustifolia Collected from Purworejo, Central Java, Secondary Forest. Jakarta : Universitas Pancasila
Permasalahan : pada hasil penelitian diatas diketahui adanya korelasi antara proton-proton untuk menentukan struktur dari isolasi tanaman ini, kenapa korelasi ini harus terjadi dan bagaimana pengaruhnya dalam penentuan struktur suatu alkaloid ?
BalasHapusSinyal-sinyal yang terdapat pada sekitar H 1,37 4,40 adalah pergeseran kimia untuk hidrogen-hidrogen dari CH2, CH yang dapat dijelaskan oleh analisis spektrometri RMI 2D 1H-1H COSY dapat memberikan korelasi H dengan H tetangga (geminal, visinal, jarak jauh (w)) melalui kontur yang muncul pada spektrum. Dari spektrum ini dapat diketahui proton-proton yang berdekatan pada suatu senyawa.
BalasHapusJadi dengan spektrokopi ini kita dapat menentukan struktur alkaloid/ bahan alam lainnya dengan melihat proton-proton yang saling berdekatan tersebut , contohnya seperti yang di artikel saudara korelasi antara proton-proton pada H-17 dengan H-18; H-20 dengan H- 21.
Analisis spektrometri RMI 2D 1H-1H COSY dapat mengetahui proton-karbon dengan jarak satu ikatan, sehingga secara tidak langsung dapat mengetahui karbon yang mengikat proton dan karbon yang tidak mengikat proton. Spektrum H-H COSY dapat memberikan korelasi H dengan H tetangga melalui kontur yang muncul pada spektrum. Dari spektrum ini dapat diketahui protonproton yang berdekatan pada suatu senyawa. untuk mengetahui hubungan antara proton dan karbon satu ikatan
BalasHapus