Minggu, 06 Oktober 2013

BIOAKTIVITAS DAUN SIRSAK (Annona Muricata Linn.) DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT


1. Tanaman sirsak (Annona muricata)
                   Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata Linn., merupakan salah satu tanaman dari kelas Dicotyledonae, keluarga Annonaceae, dan genus Annona. Nama sirsak berasal dari bahasa Belanda, yakni Zuurzak yang berarti kantong asam. Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19. Tanaman sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun jika kondisi air terpenuhi selama pertumbuhannya. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di Benua Amerika, yaitu hutan Amazon (Amerika Selatan), Karibia, dan Amerika Tengah (Sunarjono, 2005).
Tanaman graviola ini telah tersebar di berbagai belahan dunia, terutama wilayah yang beriklim tropis. Contohnya di Ekuador, Peru, Brazil, Guyana, Caribbean, Haiti, Jamaika, Argentina, Bahamas, Barbadoz, Bolivia, Brazil, Chili, Colombia, Kuba, Dominica, Ekuador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Haiti, Mexico, Nikaraguay, Panama, Paraguay, Peru, Puerto Rico, Sri Lanka, St. Kitts and Nevis, St. Lucia, St. Vincent and the Grenadines, Suriname, Trinidad, Tobago, Uruguay, Venezuela, USA, West Indies, Elsewhere, dan negara bagian Amerika yang beriklim tropis (Zuhud, 2011) .
Pohon sirsak juga telah menyebar ke berbagai Negara yang asalanya tidak memiliki jenis sirsak. Tanaman ini dibawa oleh orang Spanyol ke Filiphina dan terbukti dapat tumbuh di sebagian besar Negara tropis, diantaranya Benin, Cambodia, Cina, Cote d’lvoire, Eritrea, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Laos, Liberia, Mauritania, Nigeria, Papua New Guinea, Tanzania, Thailand, Togo, Uganda, Vietnam, Reunion, Senegal, Sierra Leone, dan termasuk Negara Indonesia (Zuhud, 2011).


Gambar 1. (a) Buah sirsak, (b) Bunga sirsak, dan (c) Daun sirsak (Botanical Garden, 2007)
Berikut merupakan ciri-ciri umum tanaman sirsak (Radi, 2001):
§  Secara umum, pohon sirsak memiliki tinggi 3-10 m, bercabang rendah dan ranting batangnya sedikit rapuh
§  Bentuk daun sirsak memanjang, seperti lanset atau bulat telur sungsang, ujung meruncing pendek, permukaan atas daun berwarna hijau tua, dan permukaan bawah berwarna hiju muda
§  Kulit buahnya berduri lunak. Jika masih muda berwarna hijau dan jaraknya rapat. Buah sirsak yang sudah tua berubah agak kehitaman dan duri lunaknya merenggang
§  Daging buahnya berwarna putih gading dan berbiji banyak
§  Bunga sirsak berwarna kuning dan berbentuk kerucut tidak beraturan

2. Daun Sirsak dan Khasiatnya
Daun sirsak memiliki panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm, bertekstur kasar, berbentuk bulat telur, ujungnya lancip pendek, daun bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun, berbentuk lateral saraf. Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun pendek sekitar 3-10 mm (Radi, 2001).
Hingga saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa daun sirsak memiliki khasiat yang luar biasa terhadap kesehatan. Daun sirsak telah digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit di seluruh belahan dunia, diantaranya radang selaput lender karena penyakit asma di Andes Peru, mengobati diabetes serta penenang dan antikejang di Amozania Peru, meredakan demam di Kalimantan dan Afrika, mengobati penyakit liver di Madagaskar, mengobati penyakit malaria di Tago, mengobati cacingan pada anak-anak di Guatemala dan lain sebagainya (Zuhud, 2011).
Banyak sekali kandungan senyawa bioaktif fitokimia yang ditemukan dalam tanaman sirsak. Salah satu komponen bermanfaat yang terpenting adalah annonaceous acetogenins. Penelitian pertama mengenai sifat sitotoksik acetogenins dilakukan oleh Universitas Purdue, di West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat. Penelitian lain yang membuktikan khasiat kandungan acetogenins di berbagai negara dibiayai oleh Lembaga Institut Kanker Nasional, Amerika Serikat. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa sebanyak 20 tes laboratorium menemukan bahwa daun dan batang Annona muricata Linn. memiliki sitotoksitas terhadap sel kanker (Zuhud, 2011)
Acetogenins adalah senyawa poliketida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae dan sebanyak 82 di antaranya ada di dalam sirsak. Acetogenins telah terbukti sebagai senyawa sitotoksik terbesar dalam membunuh sel kanker. Bahkan, annonaceous acetogenins sering disebut sebgai inhibitor I atau penghambat pertumbuhan sel kanker paling kuat (Zuhud, 2011).
Menurut Osorio dkk. (2007), kekuatan sitotoksik (LC50) pada suatu bahan dihitung dalam satuan µg/ml. Kemampuan sitotoksik diartikan sebagai kemampuan menghambat pengangkutan ATP di dalam sel kanker. Sehingga sel kanker tidak mendapat sumber energi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga akan mati. Berikut merupakan data mengenai nilai kekuatan sitotoksik beberapa tanaman buah keluarga Annonaceae yang berada di Colombia. Aktivitas sitotoksisitas diklasifikasikan menjadi empat, yaitu aktivitas tinggi (LC50 < 10 µg/ml), aktif (10 < LC50 < 50 µg/ml), aktif sedang (50 < LC50 < 100 µg/ml), dan tidak aktif ( LC50 > 100 µg/ml). Nilai LC50 yang rendah justru memiliki kemampuan sitotoksik yang tinggi karena ekstrak yang digunakan untuk membunuh sel kanker dan menjadi bersifat toksik jumlahnya sedikit.


Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kandungan ekstrak daun sirsak memiliki aktivitas sitotoksik terbesar dan paling kuat. Nilai LC50 pada daun sirsak yang rendah menunjukkan kekuatan sitotoksik acetogenins yang tinggi sudah tidak diragukan lagi dalam menyerap radikal bebas di dalam tubuh dengan cepat. Karena itu, acetogenins sangat berkhasiat sebagai racun yang menghambat pertumbuhan sel abnormal penyebab berbagai penyakit.
Berikut beberapa khasiat daun sirsak yang telah dibuktikan oleh para ilmuan di dunia:
1. Sebagai Antikanker
Menurut Zuhud (2011), pada tahun 1976, Jerry L McLaughlin dari Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat bersama dengan salah satu rekannya, Prof. Soelaksono Sastrodihardjo, PhD., peneliti dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung melakukan penelitian khasiat daun sirsak. Hasil penelitian tersebut menemukan beberapa senyawa aktif yang termasuk ke dalam annonaceous acetogenins. Beberapa senyawa turunan acetogenins yang ditemukan adalah acetogenins-muricatocins A, muricatocins B, annonacin A, trans-isoannonacin, annonacin-10-one, dan muricatocin. Senyawa-senyawa aktif tersebut diemukan di dalam daun dan batang sirsak yang ternyata mampu membunuh beragam sel kanker. Berikut fakta penghambatan senyawa acetogenins hasil di Laboratorium Culture Cell, Pusat kanker Purdue, Amerika serikat.


Keterangan: A.Sel kanker paru-paru; B. Sel kanker payudara; C. Sel kanker usus; D. Sel kanker ginjal; E. Sel kanker postrat; F. Sel kanker pankreas
Penilitian yang dilakukan Rieser dkk. (1996), menyatakan bahwa cis-annonacin, salah satu senyawa acetogenins dalam daun sirsak bersifat selektif mematikan sel-sel kanker usus besar dan memiliki kekuatan 10.000 kali lebih besar dibandingkan dengan adriamycin (obat kemotrapi).
2. Sebagai Antitumor
Hasil penelitian Wu dkk. Tahun 1995 menunjukkan senyawa annonaceous acetogeninsselektif sebagai agen sitotoksik terhadap sel tumor paru-paru pada manusia. Dan menurut Kojima (2004), total sintesis murisolin menununjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel-sel tumor manusia sebesar 105 – 106 kali lebih kuat dibandingkan dengan adrimycin. Sama halnya dengan sel kanker, senyawa annonaceous acetogenins juga memiliki sifat sitotoksik hanya pada sel tumor, sedangkan sel normal akan dibiarkan tetap hidup. Murisolin adalah salah satu senyawa acetogenins.

3. Sebagai Antivirus
Para peneliti di Universitas Purdue, Amerika Serikat, pada tahun 1997 menyatakan bahwa NADH dehidrogenase di dalam ekstrak daun sirsak sebagai penghambat inveksi virus HIV. NADH dehidrogenase adalah enzim di dalam protein yang terikat oleh membrane dari sistem transport electron mitokondria. Selain itu, hasil penelitian yang tercantum dalam review Laporan Ilmiah Skaggs tahun 1997 sampai 1998 menyatakan annonaceous acetogenins terutama yang berdekatan dengan cincin bis-tetrahidrofuran (THF) berperan sebagai sitotoksik terhadap aktivitas virus malaria dan imunospresif (Zuhud, 2011). Menurut Padma dkk. (1999), ekstrak daun sirsak dapat melawan virus herpes simleks (HSV-1) yang menyerang kulit.

4. Sebagai Anti-inflamasi (Anti-peradangan)
Inflamasi atau peradangan merupakan respon perlindungan yang dilakukan oleh sel darah putih dan senyawa kimia lain di dalam tubuh terhadap serangan virus dan bakteri akibat cedera atau kerusakan jaringan. Sejak berabad-abad yang lalu, daun sirsak telah dimanfaatkan oleh suku asli Peru untuk mengobati inflamasi dengan cara diminum seperti the. Hasil penelitian di Brazil pada tahun 2010 menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas anti-inflamasi pada hewan percobaan (Zuhud, 2011).
5. Sebagai Antidepresi
Menurut Hasrat dkk. (1997), terdapat efek antidepresi pada daun sirsak disebabkan oleh 3 senyawa alkaloid yang berupa annonaine, nornuciferine dan asimilobine yang diujikan kepada tikus. Alkaloid tersebut mampu menghambat pengambilan serotonin di otak. Serotonin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas pengendalian tingkat kebahagiaan atau rasa suka cita seseorang. Namun, penelitian menunjukkan bahwa alkaloid sebenarnya bisa merusak sistem saraf dan dikaitkan dengan perkembangan penyakit Parkinson.
6. Sebagai Antidiabetes
Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak memiliki sifat antihiperglikemia, yaitu menurunkan konsentrasi glukosa darah, meningkatkan konsentrasi serum insulin, meningkatkan perbaikan atau proliferasi sel β pancreas, serta meningkatkan efek hormon insulin dan adrenalin (Fayed dkk, 1998).
7. Sebagai Antikejang
Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak. Ekstrak daun sirsak secara signifikan dapat mengurangi kejang tonik atau kekakuan yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu, ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk mengobati kejang klonik atau kontraksi otot ritmik dan relaksasi (N’Gouemo dkk., 1997).
8. Sebagai Penurun Tekanan Darah
Beberapa studi yang dilakukan oleh para peneliti yang berbeda terhadap tikus dengan tekanan darah tinggi pada tahun 1941 dan 1962 menunjukkan hasil bahwa daun dan kulit batang sirsak bermanfaat sebagai penurun tekanan darah, vasodilator (pelebaran pembuluh darah), relaksan otot polos dan kegiatan cardiodepressant (menekan aktivitas jantung) (Zuhud, 2011).

9. Sebagai Antibakteri
Menurut Takashi dkk. (2006), senyawa acetogenins dan beberapa alkaloid murisolin, cauxine, couclamine, stepharine, dan reticulin di dalam daun sirsak mampu bertindak sebagai antibakteri. Kandungan fitokimia annonaceous acetogenins pada ekstrak daun sirsak merupakan agen aktif antibakteri. Khasiat daun sirsak mampu mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare, bisul, infeksi saluran kemih dan ISPA.


3 komentar:

  1. seperti yang terdapat dalam artikel yang menyatakan bahwa cis-annonacin, salah satu senyawa acetogenins dalam daun sirsak bersifat selektif mematikan sel-sel kanker usus besar dan memiliki kekuatan 10.000 kali lebih besar dibandingkan dengan adriamycin (obat kemotrapi).
    bagaimana bisa terjadi hal demikian ? apa yang menyebakan sirsak memiliki kekuatan yg jauh lebih besar dibandingkan kemoterapi ?
    dan bagaimana mekanisme senyawa-senyawa aktif dalam daun maupun batang sirsak berperan sebagai anti kanker ?

    BalasHapus
  2. Penelitian bahwa sirsak lebih kuat 10.000 kali dibanding obat kemotrapi belumlah bisa dirilis kebenarannya kepada masyarakat, Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik.
    hasilnya penelitian membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel jahat kanker dan tidak merusak sel-sel baik seperti yang dilakukan pada kemotrapi, seperti sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif : rasa mual dan rambut rontok.Mungkin hal inilah yang menimbulkan pernyataan bahwa sirsak 10.000 kali lebih bagus daripada kemotrapi dalam menyembuhkan kanker.

    BalasHapus
  3. saya akan mencoba pertanyaan dari vivie..

    pertama , saya akan menelaskan tentang Acetogenins. Acetogenins adalah senyawa poliketida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae dan sebanyak 82 di antaranya ada di dalam sirsak. Acetogenins telah terbukti sebagai senyawa sitotoksik terbesar dalam membunuh sel kanker. Bahkan, annonaceous acetogenins sering disebut sebgai inhibitor I atau penghambat pertumbuhan sel kanker paling kuat. jadi, mungkin hal inilah yang menyebabkan daun sirsak memiliki khasiat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan obat kemoterapi.

    BalasHapus