Selasa, 05 November 2013

Isolasi Alkaloid Dari Bunga Dadap Hias (Erythrina crista-galli L.)


I.          Alkaloid adalah kelompok alami senyawa kimia yang mengandung sebagian besar dasar nitrogen atom. Kelompok ini juga mencakup beberapa senyawa terkait dengan netral dan bahkan lemah asam sifat. Beberapa senyawa sintetik struktur serupa juga dikaitkan dengan alkaloid. Selain karbon , hidrogen , dan nitrogen , alkaloid juga mungkin mengandung oksigen , sulfur unsur-unsur lain dan lebih jarang seperti klorin , bromin , dan fosfor.



Alkaloid diproduksi oleh berbagai macam organisme, termasuk bakteri , jamur , tanaman , dan hewan, dan merupakan bagian dari kelompok produk alami (juga disebut metabolit sekunder ). Banyak alkaloid dapat dimurnikan dari ekstrak mentah oleh asam-basa ekstraksi . Banyak alkaloid beracun bagi organisme lain. Mereka sering memiliki farmakologis efek dan digunakan sebagaiobat , seperti narkoba , atau entheogenic ritual. Contohnya adalah anestesi lokal dan stimulan kokain , yang psychedelic psilocin , stimulan kafein , nikotin , yanganalgesik morfin , yang antibakteri berberin , senyawa antikanker vincristine , agen antihipertensi reserpin , yang cholinomimeric galatamine , spasmolysis agen atropin , sedangkan vasodilator vincamine , senyawa anti-arhythmiaquinidine , anti-asma terapi efedrin , dan obat antimalariakina . Meskipun alkaloid bertindak atas keragaman sistem metabolisme pada manusia dan hewan lainnya, mereka hampir seragam memanggil rasa pahit .

Batas antara alkaloid dan lainnya yang mengandung nitrogen senyawa alami tidak jelas. Senyawa seperti asam amino peptida , protein , nukleotida , asam nukleat , amina , dan antibiotik yang biasanya tidak disebut alkaloid. senyawa alami yang mengandung nitrogen dalamexocyclic posisi ( mescaline , serotonin , dopamin , dll) biasanya dikaitkan dengan amina bukan alkaloid. Beberapa penulis, bagaimanapun, mempertimbangkan alkaloid kasus khusus dari amina.

II.          Telah diisolasi satu senyawa alkaloid dari ekstrak etanol bunga dadap hias. Ekstrak difraksinasi secara ekstraksi cair-cair pada pH 8. Kandungan alkaloid diperiksa secara kromatografi lapis tipis dengan penampak bercak asam sulfat 10% dalam metanol dan pereaksi Dragendorff, kemudian dikromatografi preparatif. Isolat berupa kristal berwarna coklat dengan titik leleh 196,0-198,50C. Spektra ultraviolet-sinar tampak dan inframerah menunjukkan bahwa isolat mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi, gugus C-O, C=C, C-N, dan N-oksida. Berdasarkan pustaka alkaloid erythrina isolat diduga 11 β-metoksieritralin N-oksida.

Penelitian meliputi penyiapan bahan, identifikasi, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, pembuatan ekstrak, pemisahan, pemurnian, dan karakterisasi isolat.

Ekstraksi untuk menarik alkaloid, (1) alkaloid ditarik dalam bentuk garamnya dengan alkohol dalam suasana asam, dan dipisahkan dalam bentuk basanya, (2) garam alkaloid diubah dalam bentuk basanya kemudian ditarik dengan pelarut organik, namun alkaloid kuartener tidak bisa dipindahkan dengan cara ini. Pengembangan metode ekstraksi dilakukan berdasarkan sifat alkaloid yang terdapat dalam bentuk basa dan garamnya.

Simplisia diekstrasi secara refluks. Ekstrak difraksinasi dengan perbedaan kelarutan alkaloid dalam pH tertentu. Pemeriksaan ekstrak dan fraksi dilakukan secara KLT. Fraksi yang dipilih diisolasi secara KLT preparatif. Isolat diuji kemurniannya secara KLT dua dimensi. Isolat murni dikarakterisasi secara spektrofotometri ultraviolet dan inframerah.

Hasil determinasi menunjukkan Erythrina crista-galli L. Hasil pemeriksaan karakterisasi yaitu kadar abu total 7,02%; kadar abu larut air 3,65%; kadar abu tidak larut asam 1,08%, kadar sari larut air 4,20%; kadar sari larut etanol 21,25%; kadar air 8,00%, susut pengeringan 8,25%.Hasil penetapan fitokimia menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, dan steroid/triterpenoid. Isolat berupa kristal berwarna coklat dengan titik leleh 196,0-198,50C. Spektra ultraviolet-sinar tampak dan inframerah menunjukkan bahwa isolat mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi, gugus C-O, C=C, C-N, dan N-oksida. Berdasarkan pustaka alkaloid erythrina isolat diduga 11 β-metoksieritralin N-oksida.


3 komentar:

  1. Permasalahan : pada beberapa kasus isolasi alkaloid yaitu alkaloid tidak dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. lalu bagaimana cara untuk membebaskan alkaloid dengan jumlah yang banyak sehingga alkaloid yang dihasilkan pun maksimal ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan sebutkan reagen yang seperti apa yang digunakan untuk mendapatkan alkaloid sebanyak-banyaknya .

      Hapus
  2. Baiklah saya akan mencoba menanggapi permasalahan Anda,,,
    Menurut saya, yang menjadikan ekstraksi alkaloid dilakukan tidak dengan ekstraksi biasa terletak pada pada proses awal pengekstraksiannya, yaitu cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya.
    Cara untuk membebaskan alkaloid dalam isolasi dapat dilakukan dengan beberapa cara:
    1. Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik.
    2. Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
    3. Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.

    Reagen-reagen yang biasa digunakan dalam isolasi alkaloid antara lain:
    a. Pada uji pereaksi meyer dihasilkan (+) alkaloid, apabila terbentuk endapan putih. Dimana pereaksi meyer bersifat elektrofilik (Hg2+), mengadisi atom C no 2, dimana terlebuh dahulu K2HgI4 terlarut dalam air secara reversibel dengan mensorvasi asam iodida + KI + HgO. Hg2+ dari HgO membentuk kompleks dengan dua molekul kolid sebagai endapan putih.
    b. Menggunakan pereaksi dragendrof (kalium tertaiodo bismutat) hasilnya (+) alkaloid apabila terbentuk endapan hijau atau hitam.
    c. Dengan pereaksi Wagner akan terbentuk endapan coklat

    Terimakasih...

    BalasHapus